Friday, May 16, 2014

DAHSYATNYA SOLAT TAHAJUD


Thobroni meriwayatkan dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu anhu, bahwa nabi sholallahu alaihi wasalam bersabda :
"Keutamaan  solat malam atas solat di siang hari adalah seperti keutamaan sedekah secara sembunyi atas sedekah secara terbuka."

Baihaqi meriwayatkan dari nabi sholallahu alaihi wasalam bahwa beliau bersabda, 
"Pada hari kiamat nanti, umat manusia akan dihimpun di suatu tanah lapang, lalu ada malaikat yang memanggil dengan mengatakan, 'Di manakah orang-orang dahulu lambung mereka jauh dari tempat tidur? (solat tahajud)' Mereka pun berdiri, sedangkan jumlah mereka sedikit. Mereka masuk ke dalam surga tanpa hisab. Sesudah itu, seluruh golongan manusia yang lainnya diperintahkan agar dihisab."


KEUTAMAAN SHALAT TAHAJUD

Solat malam merupakan bentuk pendekatan diri kepada Allah SWT dan Penghapus dosa.

Diriwayatkan dari Abu Umamah rodhiyallahu anha, Rosulullah sholallahu alaihi wasalam bersabda : 
" Kerjakanlah solat malam (solat tahajud), karena ia merupakan kebiasaan orang-orang solleh sebelum kalian, dan bentuk pendekatan diri kepada Robb kalian, penghapus dosa-dosa serta pencegah perbuatan dosa." 
                                                                        H.R Tirmidzi (3549) dan Hakim (I/308)


Solat malam menyehatkan badan.

Rosulullah Sholallahu Alaihi Wasalam bersabda sebagaimana yang disebutkan dalam hadits riwayat Thobroni: "Kerjakanlah solat malam (solat tahajud), karena sesungguhnya ia akan mengusir penyakit dari dalam tubuh."

Orang yg disiplin solat malam akan masuk surga dengan kedamaian.

Thobroni meriwayatkan dengan sanad hasan dari Abdulloh Ibnu Umar r.a, bahwa nabi sholallahu alaihi wasalam bersabda, 
"Sesungguhnya di dalam surga itu terdapat sebuah istana, dimana bagian luarnya bisa dilihat dari dalam, dan bagian dalamnya bisa dilihat dari luar." 
Abu Malik Al-Asy'ari r.a bertanya,  "Untuk siapakah istana itu, wahai Rosululloh?" 
Beliau menjawab, "Untuk orang yang berkata baik, memberikan makan, dan mengerjakan solat malam (solat tahajud) ketika orang-orang sedang tidur malam."

Solat malam merupakan kemuliaan orang mukmin di dunia dan akhirat.

Thobroni meriwayatkan dg isnad hasan dari Sahl bin Sa'd r.a, bahwa ia berkata, 
"Jibril datang kepada nabi saw seraya berkata, 
"Wahai Muhammad, hiduplah sesuka hatimu, sesungguhnya engkau akan mati. 
Kerjakanlah sesukamu, sesungguhnya engkau akan diberi balasan atas tindakanmu itu. Cintailah orang yang engkau kehendaki, sesungguhnya engkau tetap akan berpisah dengannya. ketahuilah bahwa kemuliaan seorang mukmin itu terletak pada solat malam yang dikerjakannya. Sedangkan kemuliaanya terletak pada kecukupannya dari (bantuan) orang lain."

Orang yang bangun malam untuk mengerjakan solat tidak akan merugi.

Thobroni meriwayatkan dari Ibnu Mas'ud r.a, bahwa Rosulullh saw bersabda, "Allah tidak akan menjadikan rugi seseorang yang bangun tengah malam, lalu ia membaca surat Al Baqarah dan surat Ali Imron.

Orang yang mengerjakan solat malam akan dekat dg Allah Swt.

Tirmidzi meriwayatkan dari Amru bin 'Anbasah r.a, bahwa ia pernah mendengar Nabi saw bersabda, 
"Keadaan paling dekat seorang hamba dengan Robbnya adalah ditengah malam terakhir. Jika engkau bisa menjadi bagian dari orang yang berdzikrulloh ketika itu, lakukanlah."

Orang yang mengerjakan solat malam akan dicatat sebagai golongan yang banyak menyebut nama Allah (berdzikir).

Rosulullah saw bersabda: "Jika seseorang membangunkan istrinya di tengah malam, lalu keduanya solat malam dua rokaat secara berjamaah, maka keduanya dicatat sebagai bagian dari golongan laki-laki dan perempuan yang banyak berdzikir." HR. Abu Dawud

Mendapatkan Rahmat dan Ampunan dari Allah.

Rosulullah Saw bersabda:
"Semoga Allah merahmati seorang laki-laki yang bangun malam, kemudian mengerjakan ssolat dan membangunkan istrinya (agar ikut mengerjakan solat malam), lantas jika istrinya enggan, maka ia memerciki wajahnya dengan air. Semoga Allah merahmati seorang wanita yang bangun malam kemudian mengerjakan solat malam dan membangunkan suaminya (agar mengerjakan solat malam), lantas jika suaminya enggan, maka ia memerciki wajahnya dengan air." HR. Abu Dawud (1308) dan Ibnu Majah (1335).